Selasa, 08 Januari 2019

E-Commers Sebagai Wujud Ekonomi Digital


Indonesia adalah negara yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi, yang mulai diperhatikan dunia internasional. Indonesia merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara yang memiliki sejumlah karakteristik yang menempatkan negara ini dalam posisi yang bagus untuk mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir ada dukungan kuat dari pemerintah pusat untuk mengekang ketergantungan Indonesia pada ekspor komoditas (mentah), sekaligus meningkatkan peran industri manufaktur dalam pertumbuhan perekonomian.
Pertumbuhan tercepat bisnis atau industri di dunia adalah teknologi, karena penggunaan teknologi membuat kehidupan menjadi lebih efektif dan efisien. Teknologi berbasis industri hampir mencakup seluruh sektor usaha termasuk sektor keuangan, Salah satu kegiatan keuangan yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi adalah alat pembayaran.
Indonesia kini menghadapi era baru ekonomi yang disebut ekonomi digital. Digital ekonomi adalah arena maya /virtual dimana bisnis benar-benar dilakukan, nilai dibuat dan dipertukarkan, transaksi terjadi, dan hubungan terjadi dengan menggunakan inisiatif internet sebagai media pertukaran" (Hartman, 2000)
Digital memiliki peran penting dalam mengembangkan perekonomian di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia pun tengah mendorong perkembangan ekonomi dengan memanfaatkan potensi teknologi digital. Potensi ekonomi digital Indonesia diproyeksikan pada 2020 akan mencapai US$ 130 miliar. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, SDM merupakan isu utama dalam ekonomi digital yang dibahas oleh seluruh negara, termasuk Indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah berinisiatif mengembangkan ekosistem ekonomi digital dengan membuat program Digital Talent Development bersama perusahaan-perusahaan teknologi besar, seperti Microsoft, Cisco, dan Google.
Pertumbuhan ekonomi digital lebih tinggi di bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional, dalam kegiatan BTN Digital Start Up Connect 2018 di Balai Kartini, Jokowi menyampaikan pada 2017 ekonomi digital di Indonesia menyumbang 7,3 persen pada PDB Indonesia dan pada tahun 2018 diperkirakan akan naik di angka 8,5 persen . adahal pertumbuhan ekonomi RI pada 2017 sebesar 5,1 persen (Liputan6.com).
Salah satu karakteristik ekonomi digital adalah pertumbuhan yang signifikan dari e-commerce. E-commerce memiliki peran kritis dalam pertumbuhan sektor ekonomi digital. Pasalnya, banyak pembeli memilih e-commerce karena mereka berasal dari daerah di luar kota metropolitan. Indonesia akan terus mengimplementasikan Peta Jalan Kebijakan e-commerce untuk mendukung pengembangan e-commerce sebanyak 17 persen dan mencetak 1.000 technopreneurs pada tahun 2020. Indonesia memberikan perhatian besar terhadap generasi muda untuk Revolusi 4.0 melalui pendidikan vokasi, politeknik, dan balai latihan kerja. Oleh karena itu, pemerintah mendukung pemanfaatan teknologi di semua sektor misalnya Bukalapak di bidang perdagangan, Ruangguru di bidang pendidikan, atau Go-jek di bidang transportasi. Startup e-commerce telah menjadi equalizer di bidang perdagangan. Begitu pula startup di bidang-bidang bisnis lainnya. Solusi-solusi berbasis teknologi memungkinkan sesuatu yang tadinya hanya bisa dilakukan sebagian orang, kini semua orang bisa menjalankannya.
Guna mendukung pengembangan ekonomi digital ini diperlukan juga pengembangan dalam teknologi keuangan atau yang sering disebut fintech (financial technology=teknologi keuangan). Pertumbuhan yang cepat dari teknologi dan Smartphone, muncul generasi berikutnya dari alat pembayaran yang cardless (tanpa kartu fisik) dan tidak memerlukan mesin ATM di mana orang dapat melakukan transaksi keuangan mereka melalui ponsel, hal itu disebut Uang Digital atau lebih dikenal sebagai E-wallet, sederhananya "mendigitalkan uang".
Uang Digital diharapkan dapat menggantikan uang tunai karena penggunaan instrumen baru ini jauh lebih efektif dan efisien. Di Indonesia, layanan keuangan digital atau teknologi pembayaran digital menjadi salah satu konsentrasi untuk dieksplorasi oleh banyak lembaga bisnis dalam beberapa tahun terakhir seperti Bank dan penyedia telekomunikasi, semua industri telah melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka memberikan cara termudah bagi masyarakat untuk melakukan transaksi keuangan sehari-hari melalui Smartphone mereka, bisa berupa web base (internet banking), aplikasi seluler (mobile banking, T-Cash dll) atau masyarakta juga bisa menggunaka electronik money untuk memudahkan dalam bertransaksi.
Penggunaan  e-wallet dan e-money  lebih praktis karena cukup dengan smartphone dan discan. Penggunaan e-wallet dirasa memudahkan karena bisa digunakan untuk berbagai transaksi mulai dari membayar tagihan secara online, berbelanja online, bahkan bisa juga digunakan di berbagai gerai offline hanya dengan menggunkan smartphone. Berbeda dengan e-money yang hanya bisa digunakan secara offline sehingga tidak bisa bertransaksi melalui e-commerce.
Selain itu, e-commerce di bidang layanan trasportasi yaitu Go-Jek telah mengembangkan fitur aplikasinya, sehingga tidak hanya di bidang pelayanan antar jemput penumpang, melainkan merambah ke berbagai pelayanan lainnya mulai dari pengiriman makanan, barang dan lain lain. Go-Jek juga melihat peluang memanfaatkan e-wallet melalui Go-Pay, layanan dompet elektronik yang saat ini telah meluncurkan beberapa fitur terbaru yang membuat pengguna Go-Pay semakin mudah, aman dan nyaman melakukan transaksi keuangan non-tunai. Kini, para pengguna Go-Pay tidak hanya bisa melakukan pembayaran transaksi layanan Go-Jek tetapi juga bisa melakukan transfer saldo atau tarik tunai saldo Go-Pay. Bahkan Go-Pay diperkirakan  menjadi konsumen perbankan terbesar beberapa tahun mendatang.
Keberadaan uang elektronik diharapkan akan mendorong terwujudnya cashless society atau masyarakat dapat menjalankan ekonominya tanpa harus menggunakan uang fisik atau kontan (baik kertas maupun logam), untuk melakukan berbagai macam transaksi atau pembayaran. Selain itu uang elektronik memiliki keamanan dan kepraktisan. Membawa uang tunai cenderung lebih banyak dan memakan tempat dibanding membawa alat pembayaran nontunai yang biasanya berbentuk kartu (chip based) atau melalui smartphone. Penggunaan alat pembayaran nontunai juga akan meningkatkan sirkulasi uang dalam perekonomian, Perencanaan ekonomi akan lebih akurat. Transaksi nontunai akan tercatat secara lebih lengkap dan mudah dilacak. Hal ini kemudian akan memudahkan kita dalam menghitung aktivitas ekonomi.
Jalaludin/Yuliana Rumdanah



Bagikan

Jangan lewatkan

E-Commers Sebagai Wujud Ekonomi Digital
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.